Kamis, 04 April 2013

UGM Raih Akreditasi A


UGM Raih Akreditasi AYOGYAKARTA- Universitas Gadjah Mada (UGM) meraih nilai A dari Program Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT), Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BANPT) yang dirilis akhir Februari lalu. Dari daftar delapan Perguruan Tinggi (PT) yang mendapat akreditasi A, UGM merupakan salah satu dari delapan perguruan tinggi yang mendapatkan nilai A. UGM berhasil memperoleh nilai 378 dari maksimal 400. Sedangkan IPB meraih nilai 375 dan ITB dengan nilai 370. Seperti diketahui, dari 30 Perguruan Tinggi se-Indonesia yang telah diakreditasi AIPT, delapan PT mendapatkan nilai A, 20 PT mendapatkan nilai B sedangkan dua PT sisanya mendapatkan akreditasi C. Delapan PT yang mendapat nilai akreditasi A yakni, UGM, IPB, ITB, UI, UNHAS, UII, UMY, dan Univ.Muhammadiyah Malang.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof. dr. Iwan Dwi Prahasto, M.Med.Sc., Ph.D., mengatakan hasil akreditasi institusi tersebut bukanlah tujuan akhir UGM. Nilai yang didapatkan UGM mengindikasikan bahwa proses peningkatan kualitas yang terus menerus dilakukan UGM membuahkan hasil positif. “Proses tersebut akan terus dilakukan secara lebih sistematis sehingga terjadi perbaikan secara kontinyu”, kata Iwan di ruang kerjanya, Rabu (3/4).
Menurut Iwan untuk meraih Akreditasi A tidak mudah karena ada berbagai aspek penting yang dinilai, seperti ketercapaian visi-misi, tujuan dan sasaran, tata pamong, pengelolaan dan penjaminan mutu, mahasiswa dan lulusan, sumberdaya manusia, kurikulum, pembiayaan, sarana prasarana, sistem informasi, penelitian, kerja sama serta pengabdian kepada masyarakat. Oleh karenanya dibutuhkan komitmen kuat berbagai pihak, pada tingkat universitas maupun unit-unit, tidak hanya pada level pimpinan melainkan juga karyawan operasional. “Program peningkatan kualitas tidak akan berhasil tanpa kerja keras mereka semua,” imbuhnya.
Hal penting lainnya terkait dengan penilaian yang dilakukan AIPT dari borang yang dilaporkan UGM kepada tim asesor diantaranya adalah model pembiayaan pendidikan yang diterapkan UGM bagi mahasiswa kurang mampu secara ekonomi. “UGM memiliki 150 jenis beasiswa untuk meningkatkan aksesabilitas terhadap pendidikan tinggi bagi mahasiswa kurang mampu secara ekonomi namun berprestasi secara akademik,” katanya.
Dari total sekitar 58 ribu mahasiswa, UGM memiliki dosen tetap sebanyak 2.080 orang belum termasuk dosen honorer yang berjumlah 400an orang. “Lebih dari 38 persen dosen UGM bergelar doktor,” katanya seraya menambahkan jumlah guru besar mencapai 300an orang.
Perolehan nilai akreditasi yang memuaskan ini sekaligus juga menjadi penyemangat UGM dalam meraih akreditasi internasional. Proses peningkatan kualitas secara berkesinambungan telah diterapkan oleh berbagai unit di lingkungan UGM. Pengakuan oleh lembaga internasional bereputasi tinggi telah diterima, misalnya oleh Program studi S1 Kimia UGM berhasil menjadi program studi pertama di UGM yang mendapatkan akreditasi internasional dari the Royal Society of Chemistry (RSC). RSC adalah organisasi internasional terbesar di Eropa yang berbasis di Inggris. Fakultas lain juga tengah berusaha keras untuk mendapatkan pengakuan internasionalnya. Jurusan Manajemen dan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM saat ini tengah memasuki tahapan akhir yang sangat penting dalam rangka proses akreditasi dari Association to Advance Collegiate School of Business (AACSB). “Jika proses tersebut berhasil dengan baik maka UGM akan menjadi universitas pertama di Indonesia yang jurusan Manajemen dan Akuntansinya terakreditasi oleh AACSB,” pungkasnya. (Humas UGM/Gusti Grehenson)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar